Agama dan Moralitas

Dimana sebenarnya moralitas itu akan memiliki pijakan yang kuat? Pertanyaan ini belakangan terus mengganggu pikiran saya. Mungkin karena saya terlalu banyak menonton siaran berita yang kini isinya banyak tentang kekerasan. Disuatu pagi istri saya dengan agak kesal mengatakan " Jangan nonton berita Bli, isinya pembunuhan saja. Mending nonton kartun spongebob,". Belakangan ada berita yang menyebutkan oknum-oknum pemuka agama yang melakukan tindakan pelecehan seksual. Saya menjadi semakin miris. Kalau ada yang menyebut bahwa disaat seperti sekarang ini, dimana moralitas jauh semakin diabaikan, larilah ke agama. "Pegang erat-erat Agamamu dan dengan demikian moralitas mu akan terjaga baik" begitu kira-kira ajaran mereka. Saya jadi semakin ragu.

Lalu jatuhnya korban perang di Tanah Palestina. Banyak televisi di Indonesia menyiarkan dialog membahas tentang hal ini. Banyak pula berita tentang demonstrasi yang mengarah pada desakan bahwa tindakan Tentara Israel, tidak bisa tidak harus dibalas dengan kekerasan yang mau tidak mau harus jauh lebih kuat dari yang dilakukan Israel. Beberapa tokoh dari salah satu agama pada satu dialog di televisi, dengan sangat jelas menyebut bahwa tidak ada penyelesaian yang lebih baik kecuali dengan berperang. Harus semakin banyak darah yang ditumpahkan, karena kata berunding sudah tidak lagi menjadi cara yang dianggap baik. Saya tidak mengerti apakah dalam konteks ini moralitas itu masih penting dan masih sempat terpikir? Apakah untuk merdeka di alam modern ini hanya jalan perang satu-satunya pilihan kita?

Mahatma Gandhi memimpin perjuangan India untuk bebas dari Inggris dengan jalan damai. Ia berjuang dengan hati nurani nya dengan keteguhan keyakinannya dan kekuatan bathinnya. Tidak ada yang mudah bagi sosok Gandhi dalam berjuang. Keluar masuk penjara, menempuh perjalanan jauh dengan angkutan umum sampai kemudian ia di tembak mati. Banyak yang bisa dipelajari dari sikap Bapu-demikian Mahatma biasa dipanggil- yang memberi kita pelajaran penting bahwa kekerasan bukanlah satu-satunya cara untuk memperjuangkan kepentingan dan kemerdekaan.

Kembali ke soal moralitas. saya pikir moralitas mungkin terlalu sederhana jika di dekatkan pada agama. Ya.. memang agama mengajarakan penganutnya untuk memiliki moral yang baik. Tetapi sama sekali tidak ada jaminan bahwa jika seseorang tahu banyak tentang agamanya, rajin membaca kitab suci, pandai berkotbah dan khusyuk dalam ritual agamanya, maka ia akan memiliki moralitas yang baik. Kalaupun memang Agama, maka saya melihatnya bahwa ia harus didalami lagi jauh kedalam hati nurani kita. Ajaran-ajaran agama mestinya dibawa jauh kedalam lubuk hati kita yang paling hakiki. Agar menjadi semangat kita dalam berjuang menegakkan moralitas kita sendiri, di titik inilah agama itu harusnya diposisikan.

Maka mungkin menjadi sedikit benar jika dalam masa seperti sekarang ini, yang diperlukan manusia bukanlah mantra-mantra, isi ayat-ayat suci atau ritual bermegah-megah. Yang diperlukan sekarang adalah kejujuran pada hati nurani kita, mendengarnya lebih banyak dan sejelas-jelasnya. Tanpa memberiruang lebih banyak pada hatinurani kita untuk menentukan tindakan dan cara berpkir kita, maka semua pijakan moralitas yang dibuat manusia hanyalah kerapuhan.

Komentar

Postingan Populer