Tentaraku, Nasibmu Kini...

Apa yang berbau Orde Baru selalu saja memunculkan antipati dari sebagian besar masyarakat Indonesia. Apa saja... Misalnya saja Penataran P4, GBHN, Militerisme, bahkan Pancasila saja dianggap sangat Orba sehingga tidak banyak lagi yang bersuara lantang membela dan mengaku diri sebagai Pancasilais. Ironisnya pejabat-pejabat negara juga emoh bicara tentang Pancasila dan menjadikannya pedoman dalam menentukan kebijakan-kebijakan. Dampaknya pun kemudian cukup besar bagi negara ini. Bukannya menuju kepada perbaikan, negara ini justru semakin dirusak dan dibawa kearah yang kurang jelas.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah salah satu citra negatif yang melekat hingga kini akibat buruknya rezim orde baru. Lihat saja bagaimana TNI tidak lagi dipandang sebagai bagian dari rakyat melainkan lebih kepada "musuh" rakyat itu sendiri. Bahkan sikap konfrontatif terhadap Tentara diperagakan secara terbuka oleh rakyat. Kasus penolakan tempat latihan tentara oleh Rakyat merebak dibeberapa tempat di Indonesia. Memang akbatnya korban berjatuhan dari kalangan rakyat karena yang punya peluru ya... memang tentara. Kasus-kasus tersebut semakin memperburuk cintra Tentara dimata masyarakat. Lantas apakah memang negeri ini sudah tidak lagi membutuhkan tentara?? Toh juga tidak akan ada negara yang menginvasi Indonesia, karena dunia sudah begitu terbukanya. Artinya kecil kemungkinan akan terjadi perang terbuka karena ancaman dari negara lain terhadap Indonesia. Ini membuat seolah-olah urusan militer dan pertahanan negara tidak lagi menjadi prioritas utama. Benarkah pandangan ini??

Entahlah... Namun yang jelas, peta kekuatan negara-negara didunia nyatanya masih sangat ditentukan oleh kekuatan militer negara tersebut. Buku fenomenal tentang Benturan Peradaban (Class of Civilitation) jelas menyebut bahwa klasifikasi negara-negara kuat tergantung dari kuat lemahnya militer yang dimiliki. China dan India misalnya dikatagorikan sebagai negara-negara adidaya masa depan karena keberhasilannya dalam mengembangkan teknologi militer hingga memiliki rudal-rudal dengan hulu ledak nuklir.

Militer Indonesia pasca Orde baru memang semakin memprihatinkan. Setiap waktu kondisinya nampak semakin lemah (atau sengaja dilemahkan??). Anggarannya terus dipangkas, dikurangi oleh otoritas negara. Meski presidennya dari Tentara sekalipun (SBY) toh tidak berarti tentara diperhatikan. Faktanya banyak peristiwa menyedihkan mendera Tentara Nasional Indonesia. Salah satunya jatuhnya pesawat Hercules di Magetan 20 Mei 2009. Sebelumnya pesawat TNI juga jatuh di Bandung menewaskan belasan tentara. Kisah sedih sempat merebak dari tanah papua ketika tentara dari satu batalyon mendemo komandannya. Alasannya sangat membuat kita miris, TNI tak punya biaya untuk membawa jenazah prajuritnya yang meninggal kekampung halamannya!!. Bahkan untuk mengurusi dirinya sendiri saja TNI sudah tidak mampu. Bagaimana TNI akan bisa mengurusi perlindungan rakyat Indonesia??

Suka tidak suka, wibawa negeri ini salah satu faktornya juga adalah karena kekuatan tentaranya. Ini berarti suka-tidak suka, terlepas dari sejarah kelam masa lalu tentara Indonesia, kekuatan militer harus menjadi salah satu prioritas penting. Kebijakan negara mestinya menempatkan masalah militer sebagai hal yang tidak kalah pentingnya. Namun hal ini memang perlu dibarengi oleh reformasi yang serius di tubuh TNI. Jenderal-jenderal korup di TNI harus dihabisi karena mereka lebih sering hidup nyaman dan nyenyak dari menghisap para tentara bawahannya. Bahkan uang lauk pauk para prajurit di Lapangan pun konon dipotong para atasan. Jika jenderal-jenderal TNI punya harta berlimpah ruah, lalu para prajurit-prajurit dibawah hidupnya kesusahan, siapa lalu yang akan mengurusi dengan serius tentang pertahanan negara?? Sipil??? Sepertinya sulit, karena orang-orang sipil Indonesia sudah terlalu pragmatis, terlalu mudah tergiur oleh uang dan materi. Disuruh mikirin negara, pertanyaan yang pertama "saya dapat apa dulu??"

Komentar

Postingan Populer