Revolusi ala Pemimpin Besar Partai Gerindra
Ketua Partai Gerindra Prabowo S menitipkan pesan melalui adiknya,
Hasyim Djojohadikusumo kepada Anies Baswedan Gubenur DKI Jakarta yang baru saja
dilantik. Isi pesan adalah mengharapkan Anies melaksanakan apa yang disebut
oleh Prabowo sebagai Revolusi Putih. Karena disampaikan oleh seorang Ketua
Partai Politik, Revolusi Putih tentu sepintas akan memiliki kaitan dengan
urusan politik kekuasaan.
Dalam sejarah politik di dunia, Revolusi Putih adalah salah
satu gerakan yang dicetuskan pemimpin Iran Shah Reza Pahlevi di era tahun 1970-an.
Penyebutan warna putih dan Revolusi Putih berkaitan dengan harapan bahwa
revolusi yang dilakukan Shah Pahlevi ini adalah tanpa darah. Dicetuskannya
revolusi putih saat itu sebagai upaya Shah Iran untuk mempertahankan kekuasaan
setelah derasnya perlawanan dari barisan oposisi yang dipimpin Ayatullah Khomeini. Shah Iran
dituding sebagai pemimpin Iran yang diktator dan mengabaikan nasib rakyat Iran
serta menjadi sekutu Amerika Serikat sehingga dianggap tidak layak memimpin Iran. Inti dari revolusi Putih adalah dilaksanakannya
reformasi agraria (land reform) dan membangkitkan rasa nasionalisme di Iran.
Namun, revolusi putih di Iran ini gagal setelah Shah Iran
Reza Pahlevi jatuh melalui revolusi rakyat Iran yang dipimpin Khomeini. Shah
Iran yang berada di Amerika karena perawatan sakit kankernya pada akhir tahun
1970 an tidak pernah lagi kembali ke Iran setelah Khoemeini menjadi pemimpin
tertinggi di Republik Islam Iran.
Revolusi putih lainnya yang sempat muncul di Indonesia
disampaikan oleh pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rieziq Shihab ketika
ramainya polemik penistaan agama yang ditudingkan kepada Ahok. Revolusi putih
klaim dari Rieiziq adalah gerakan Umat Islam yang rasa keadilannya dirampas
jika Ahok tidak dipenjara. Warna Putih dalam Revolusi Putih versi Rizieq
berkaitan dengan warna pakaian yan dominan dipakai peserta aksi bela Islam yang
dilakukan bergelombang. Puncaknya pada gerakan bela Islam 212 dimana ratusan
ribu (bahkan ada klaim jutaan) umat Islam berdemonstrasi menuntut Ahok
dipenjara. Cerita soal Revolusi Putih Versi Rizieq ini hilang begitu saja,
seiring dengan dipenjaranya Ahok dan tidak pulang-pulangnya Rizieq dari Arab
Saudi.
Revolusi Putih versi Prabowo ternyata tak ada kaitannya
dengan soal politik kekuasaan. Ketua Umum Partai Gerindra ini memaksudkan
revolusi putih seperti yang terjadi di India terkait soal konsumsi susu. Putih
dalam revolusi di India ini berkaitan dengan warna susu. India pernah menjadi
negara yang defisit dalam ketersediaan susu, sehingga mendorong seorang dokter
bernama dokter Verghese Kurien mencetuskan revolusi Putih. Namun yang didorong
oleh tidak hanya soal konsumsi susu melainkan juga soal ketersediaan susu. Maka
dalam revolusi putih di India pada tahun 1970 an banyak mendorong
peternakan-peternakan sapi melalui pembentukan koperasi. Hasil Revolusi Putih
di India menurut sejumlah pihak luar biasa dalam jangka panjang. Sumber daya
manusia di India saat ini menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Banyak
ilmuwan-ilmuwan dan CEO-CEO perusahaan besar berasal dari India.
Setelah Prabowo menyampaikan soal revolusi Putih ini, banyak
muncul tanggapan. Ada yang mendukung, ada juga yang mencurigainya sebagai
agenda tersembunyi. Suara yang curiga misalnya menyebutkan revolusi putih
Prabowo adalah bancakan (bagi-bagi) APBD DKI Jakarta untuk menopang usaha
pabrik susu PT. Susu Nusantara milik Prabowo. Ada juga yang membandingkan
program revolusi putih dengan gerakan gemar makan ikan yang dianggap lebih
baik. Artinya makan ikan lebih meningkatkan kecerdasan daripada minum susu.
Revolusi Putih yang dimaksud Prabowo memang bukan hal yang
baru. Tetapi tidak berarti ide itu kurang baik. Memastikan anak-anak dan remaja
meminum susu merupakan hal yang bagus
karena memang dapat meningkatkan kualitas SDM. Kecerdasan generasi muda dimasa
mendatang tentu akan lebih baik, jika mereka meminum susu setiap hari. Kendala
utamanya mungkin terletak pada ketersediaan susu yang murah dan berkualitas. Ditengah
masih banyaknya rakyat yang miskin, susu masih belum menjadi menu utama. Belum
lagi soal kultur konsumsi susu yang masih sangat kurang.
Tetapi penting pula untuk mengapresiasi usulan Prabowo.
Setidak-tidaknya meski sebagai orang politik yang konon masih mengincar jabatan
presiden di tahun 2019 nanti, Prabowo tidak meneriakan revolusi dalam konteks
politik. Biasanya barisan oposisi yang mengincar kekuasaan lekat dengan
jargon-jargon bombastis salah satunya revolusi. Atau bisa saja, revolusi putih
menurut Prabowo ini baru pemanasan. Mendekati 2019, bisa saja revolusi putih ala
Prabowo Pemimpin Besar Parti Gerindra akan berubah tidak lagi dalam konteks
minum susu tetapi revolusi putih ala pemimpin besar FPI Rizieq Shihab
mengerahkan massa berbaju putih merebut kekuasaan. Siapa tau… namanya juga
politik.
Semarang, 30 Oktober 2017
Komentar