Sinetron-Sinetron yang Menghina Intelektualitas

Belakangan istri saya jadi gandrung nonton sinetron "Cinta dan Anugerah". Padahal sebelumnya dia tidak begitu doyan menikmati sinetron. Sayapun jadi ikut-ikutan menonton, meski saya tidak menyukai sinetron-sinetron Indonesia sekarang ini. Saya mengira ada yang istimewa dari sinetron yang dibintangi Nabila Syakib dan suaminya Bunga Cintra Lestari ini sampai-sampai istri saya menyukainya. Ternyata sama saja, sinteron ini menghina intelektualitas saya. Ceritanya berputar-putar dan benar-benar tidak masuk akal. Belum lagi settingnya yang sangat mengabaikan kecerdasan saya karena diluar logika.

Bagaimana misalnya ketika tokoh-tokoh Reza dan Alvian diculik dan disekap disebuah hutan. Para perempuan dicerita ini yakni Nabila, Aira, Sintia, Hany dan Ibu Safira menolongnya dan masuk hutan. Konon hutan tempat disekapnya Reza dan Alvian begitu lebat sampai-sampai membuat mereka harus teresat. Jika settingnya memang hutan lebat, tentulah harusnya mereka tidak datang dengan apa adanya tanpa alat dan perlengkapan apapun. Padahal dari dialog yang ada, mereka juga berpikir disana ada binatang buas. Trus masuk Hutan dengan ada binatang buasnya, kok tidak bawa apa-apa. Ajaibnya mereka kemudian bisa tetap keluar dengan wajah dan penampilan yang sangat masih menawan.

Lalu ada cerita bagaimana kemudian tokoh Geo (apa Jio???) yang adalah mister X jatuh cinta pada Nabila. Padahal Nabila juga direncanakan untuk dihabisi (dibunuh) bersama-sama ketika mereka berusaha menolong Reza dan Alvian. Lalu bagaimana cerita bisa tidak menghina intelektualitas ketika ada tokoh yang mencintai seseorang padahal dia sebelumnya akan dibunuh?

Semua sinetron-sinetron di tv-tv nasional gombal dan melecehkan kecerdasan penontonnya. Banyak cerita-cerita tak masuk akal terutama bagaimana Jakarta yang begitu luasnya seolah-olah hanya berada dalam lingkup 1 RT saja. Tokoh-tokohnya yang berkelindan hubungan, entah anak angkat, ibu kandung, yang terpisah sudah cukup lama, tiba-tiba bertemu begitu saja. Belum lagi latar belakang konflik yang dibuat hanya berkisar perebutan harta. Pasti ada seorang lelaki kaya yang jatuh cinta pada perempuan miskin, dimana orang tua tidak menyetujui dan ada tokoh jahat lainnya yang ingin menguasai harta keluarga si kaya. Si jahat lalu melakukan segala upaya yang lagi-lagi diluar akal yang jelas-jelas melanggar hukum, tetapi toh diceritakan berhasil dan tidak tersentuh hukum.

Uniknya meski sudah banyak sorotan dan kritikan dan faktanya memang sangat menghina intelektualitas, rating sintron tetap tinggi. Sintron "Cinta Fitri" misalnya meraup ratting tertinggi mengalahkan program lainnya. Saya tidak bisa menyimak dimana menariknya cerita sinetron yang dibintangi Shireen Sungkar ini disamping saya sangat terganggu dengan karakter vokal Shireen yang sepertinya susah sekali kalau pas bicara. Belum lagi pemeran Fitri ini yang nyatanya masih sangat muda belia, usianya masih belasan tahun harus berperan seperti ibu rumah tangga dengan satu orang anak. Tapi ya... itu tadi, mayoritas penonton menyukai sinetron ini sampai-sampai dibuat episode yang sangat panjang. Entah dimana dan kapan akan berakhir. Banyak mungkin yang sudah menyadari bahwa sesungguhnya mereka hanyalah "dikerjai" oleh para pembuat sintron ini. Tetapi kesadaran ini belum mampu membuat mereka beranjak untuk tidak menontonnya. Alih-alih berpaling, justru kemudian mereka menjadi penggemar setia.

Komentar

Bali and Villas mengatakan…
Betul banget.....

Postingan Populer