Dialog Imajiner (Buat Gus Dur Sang Guru Bangsa)

Oleh : Ismangoen Notosapoetro*

Dalam perjalanan pulang dari Seatle Amerika, sengaja saya singgah di Jepang untuk menemui sahabat lama, Nagai-san dan Naitoh-san di Osaka, sekedar kangen-kangenan.

Inilah cuplikan sebagian dialog saya dengan mereka saat makan siang di restoran Tepanyaki kesukaan saya.

“Nagai-san dan Naitoh-san, orang-orang seperti Anda dan Bangsa Jepang pada umumnya, di Indonesia kami sebut ORANG KAFIR, karena yang dipikirkan hanya kehidupan duniawi saja. Apa orang Jepang tidak tahu kalau Hidup ini SEKEDAR MAMPIR NGOMBE, jadi harus menyiapkan diri untuk hidup di aam baka agar masuk sorga kelak” tanya saya.

Dengan rendah hati khas orang Jepang, mereka menjawab :
“Isnoto-san, Indonesia adalah NEGARA GEMAH RIPAH LOH JINAWI, sangat kaya sumber daya alam, tanah subur, iklimnya mendukung, memiliki minyak bumi, minyak sawit, emas, batubara, timah, nikel, tembaga, hutan tropis berjuta-juta hektar, lautnya berlimpah ruah dengan segala jenis ikan. Sedangkan Jepang miskin sumber daya alam. Kami hanya memiliki OTAK< OTOT dan JIWA, maka kami harus memanfaatkan waktu hidup kami untuk TEKUN BELAJARM, NERALTIH dan BEKERJA KERAS, agar otak kami cerdas, badan sehat dan berjiwa luhur, demi kesejahteraan bangsa yang miskin sumber daya alam ini. Kemudian kami juga membantu bangsa-bangsa lain termasuk Indonesia.
Tentang hidup akhirat kelak kami berserah diri apa kehendak Tuhan. Kami merasa tak perlu dan tak mampu merekayasa”

“Apakah orang Jepang tidak takut Tuhan akan Marah?” tanya saya lagi.

“Kami kira tidak, buktinya Isnoto-san bisa lihat sendiri. Bagaimana keadaan Jepang saat ini, kami kira semua juga berkah anugerah Tuhan. Isnoto-san, Tuhan orang Indonesia dan Tuhan orang Indonesia sama bukan? Bedanya orang Indonesia bila menghadap Tuhan menggunakan bahasa Arab, sedangkan kami baik di kuil maupun di rumah bila meditasi (menghadap Tuhan) menggunakan bahasa Jepang.

Isnoto-san, boleh kami bertanya? Mengapa Indonesia termasuk Negara paling korup di dunia, padahal Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang agamis dan religius. Apakah di Indonesia Tuhan mengijinkan umatnya Korupsi? Bahkan orang Indonesia menyanjung-nyanjung KORUPTOR BESAR. Banyak yang minta dan mendoakan agar di bebaskan dari hukuman dan dimaafkan.

Di Jepang Koruptor yang ketahuan akan SANGAT MALU dan pasti mengundurkan diri dari jabatannya. Bila perlu HARAKIRI (bunuh diri) untuk menebus malu keluarga dan kerabat.

Sudahlah, bagaimanapun orang Jepang menghormati keyakinan orang lain sepanjang tidak merugikan kami.

Maaf Isnoto-san, waktu kami sudah habis. Kami harus kembali bekerja. SAYONARA, salam untuk keluarga dan teman-teman di Indonesia dan jangan lupa kalau ada bencana alam, cepat hubungi kami. Kami pasti Bantu.

Sambil berjabat tangan saya jawab ; “Wassalam, Daag, Bye-bye. Lho, kok saya tidak pakai bahasa Indonesia?”



*Catatan Penulis :
Ismangoen Notosapoetro adalah seorang nasionalis Tulen kelahiran Ngawi Jawa Timur. Sudah sangat lama menetap di Kota Semarang. Beliau adalah seorang mantan perwira angkatan Laut yang kemudian di “karyakan” di Perusahaan Jepang bernama KUBOTA. Pernah menjabat sebagai Anggota DPRRI Periode 1999-2004 dari fraksi PDIP. Karena sikapnya yang tegas dan kuat mempertahankan idealisme, Ismangoen sering “dikucilkan” dan “disingkirkan”. Banyak yang tidak suka dengan pemikiran-pemikirannya yang cukup keras pada tataran idealisme. Mulai tahun 2007, Ismangoen yang kini berusia 70 tahun lebih secara rutin mengisi acara “Ngobrol Bareng Mbah Mangun” yang disiarkan langsung CAKRA SEMARANG TV setiap SENIN, RABU dan JUMAT pukul 08.30 WIB.

Komentar

Postingan Populer